Teori Terbentuknya Susunan Benua di Muka Bumi:
1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
2. Teori apungan benua (Continental
Drift)
3. Teori Arus Konveksi (Convection
Zone)
4. Teori Pergeseran Dasar samudera
(Ocean Flour Spreading)
5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic Theory)
5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic Theory)
1. Teori Kontraksi (Contraction Theory), 1596 – 1650 oleh Descartes, dilanjutkan oleh Suess (1831 – 1914)
Menurut Rene Descartes,
bumi mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. Massa yang
panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda
menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang
lain, sehingga ini menjadi penyebab terjadinya pengerutan itu tidak sama
bentuknya di setiap daerah, sehingga terbentuk gunung dan lembah.
Teori ini banyak
dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk pegunungan dan lembah)
berlangsung sangat drastis. Kenyataannya, di dalam bumi masih terdapat unsur
pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan.
Terbentuknya tanggul
dasar samudera terdapat di tempat dua lempeng merenggang. Terbentuknya tanggul
itu akibat produk vulkanisme yang bertumpuk sepanjang celah. Tanggul seperti itu terdapat di Lautan Atlantik,
memanjang dari dekat Kutub utara samapai mendekati kutub Selatan. Celah ini
menjadikan benua Amerika bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Afrika.
Di Samudera Pasifik terdapat tanggul di bagian Tenggara samudera ini, membujur
ke Utara sampai ke teluk California. Di bagian Selatan Samudera Hindia, tanggul
seperti itu memanjang dari barat ke Timur, mendorong lempeng dasar Samudera
Hindia atau lempeng Indo-Australia kea rah utara . Pergeseran lempeng tsb
mendorong anak benua India yang berasal dari dekat Antarktika bertabrakan
dengan lempeng benua Asia dan menyebabkan pembentukan Pegunungan Himalaya. (http://geografi161.blogspot.com/2008/10/sejarah-perkembangan-muka-bumi.html)
- Di daerah
dua lempeng saling bertumbukan, terjadi beberapa fenomena yaitu :
1. Lempeng dasar samudera menunjam ke
bawah lempeng benua
2. Terbentuk palung laut di tempat
tumbukan itu
3. Pembengkakan tepi lempeng benua yang
merupakan deretan pegunungan
4. Terdapat aktivitas vulkanisme,
intrusi, dan ekstrusi
5. Merupakan darah hiposentra gempa
dangkal dan dalam
6. Penghancuran lempeng akibat
pergesekan lempeng
7. Timbunan sedimen campuran yang dalam
geologi disebut batuan bancuh ( mélange, bhs
Perancis)
- Di daerah
dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena, seperti :
1. Perenggangan lempeng yang disertai
pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut
2. Pembentukan tanggul dasar samudera di
sepanjang tempat perenggangan lempeng
3. Aktivitas vulkanisme laut dalam yang
menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan hamparan leleran lava encer
4. Aktivitas gempa di dasar laut dan
sekitarnya.
(geografi161.blogspot.com/2008/10/sejarah-perkembangan-muka-bumi.html)
2. Teori apungan benua ( the theory of continental drift) ,
1912, Alfred Lothar Wegener
Muka bumi selalu mengalami perubahan atau
perkembangan, dan terus berlangsung hingga kini. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya pergerakan/pergeseran daratan ( benua). Celah yg terbentuk di Atlantik,
Samudera Hindia, dan lautan sebelah selatan, bukan disebabkan oleh bencana, tapi
terjadi secara bertahap dan perlahan dalam cakupan massa geologi.
Jika
dirunut pada sejarah masa lalu, mula-mula
bumi terdiri dari satu benua tunggal, yg disebut Pangaea. Jutaan th yg lalu, Pangaea terpecah-pecah, mengapung
secara perlahan dan menduduki posisinya saat ini. Greenland bergerak menjauhi
daratan Eropa dg kecepatan yg dpt
diukur. Dengan demikian, benua-benua yang besar ( supercontinent) yang oleh
Eduard Suess diberi nama Laurasia
( di bagian Utara) dan Gondwana land ( di bagian Selatan). Lautan besarnya
bernama equator. Rotasi bumi juga diduga menimbulkan kekuatan yg mendorong
benua-benua ke arah khatulistiwa (equator) dan belahan Bumi barat.
Inti dari teori ini adalah :
1. Adanya persamaan yang mencolok antara
garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur
pantai Barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tsb dahulu merupakan
daratan yang berimpitan. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika barat dari
Sierra leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada di pantai
Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
2. Daerah Greenland sekarang ini
bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 m/th, sedangkan kep.
Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/th.
Menurut Wegener, benua-benua yg
sekarang ini,dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea.
Benua
tunggal ini memecah karena gerakan benua besar di selatan kea rah barat maupun
ke utara menuju
khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan terjadi ;
a. Bentangan – bentangan samudera dan
benua-benua mengapung sendiri-sendiri
b. Samudera Atlantik menjadi semakin
luas karena Benua Amerika masih terus melangsungkan gerakannya kea rah barat.
Dengan demikian terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan
utara-selatan, yang terdapat di
sepanjang pantai Amerika utara Selatan
c. Adanya kegiatan seismic yang luar
biasa di sepanjang patahan St Andreas, dekat pantai barat Amerika Serikat.
Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara.
Anak benua India semula diduga agak
panjang, tetapi karena gerakannya ke utara maka India makin menyempit
dan makin mendekat ke benua Eurasia. Proses ini menimbulkan lipatan peg.
Himalaya. Benua-benua sekarang ini pun masih terus bergerak, dapat dibuktikan
dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudera.
Panas membuat batuan meleleh menjadi batuan cair bersuhu tinggi disebut magma.
Magma pada lapisan mantel dapat menyebar, menaikkan, mendorong lempeng hingga terpecah- pecah, jika suhu turun, magma akan membeku hingga dapat menyatukan lempeng- lempeng kembali . Gerakan terus menerus dari magma pada lapisan mantel disebut arus konveksi. Panas yang menggerakkan itu berasal dari inti bumi. Teori ini berkaitan dg struktur lapisan bumi, terutama lapisan lempeng.'
Bukti
Paleontologi
Sebelum
Wegener, para ahli paleontologi pernah mengumpulkan data yang memperlihatkan
keserupaan flora dan fauna dari Benua Amerika Selatan dan Benua Afrika.
Data-data tersebut memberikan bukri bahwa memang ada gabungan benua sehingga
adanya keserupaan flora dan fauna di kedua benua tersebut (Gambar 3).
Teori ini merupakan awal
timbulnya teori lempeng tektonik
3.
Teori Arus Konveksi (Convection Zone)
Arus
Konveksi sebagai Tenaga Pengerak Lempeng
Hubungan
arus konveksi dan gerakan benua.
Hipotesa pengapungan benua Wegener diteliti lebih lanjut oleh
Arthur Holmes dan Alexander du Toit. Keduanya menggunakan dinamika arus
konveksi untuk menjelaskan mekanisme penyebab gerakan benua. Du Toit
menerangkan arus konveksi sebagai mekanisme penyebab peregangan kerak benua
yang mengasilkan sistem rift (dan kita menjadi tahu
mengapa pada cekungan samudra lazim terdapat blok-blok sesar turun), sistem
kompresi, dan pelipatan yang menghasilkan pegunungan lipatan (Gambar 6).
Sedangkan Holmes menyatakan bahwa kerak samudra yang semakin tua semakin berat
akan menyusup ke bagian bawah kerak benua sehingga menyebabkan terbentuknya
palung (Gambar 7). Mekanisme ini akan mempercepat arus konveksi sehingga
terbentuknya pengunungan di sekitar batas benua terhadap kerak samudra.
4. Teori Pergeseran Dasar samudera
(Ocean Floor Spreading), Robert Diezt
Teori
ini merupakan hasil pengembangan dari teori Konveksi. Penelitian topografi
dasar laut menemukan bukti-bukti tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari
arah punggung dasar ke kedua sisinya.
5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic Theory), abad 20, 1956-1967
Wegener menyatakan bahwa benua- benua terus bergerak melewati dasar laut, sedangkan teori lempeng tektonik menyatakan bahwa benua ibarat rakit yang membeku dalam es dari suatu arus yang mengalir ( kerak bumi dan litosfer yang mengapung di atas astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan).
Wegener menyatakan bahwa benua- benua terus bergerak melewati dasar laut, sedangkan teori lempeng tektonik menyatakan bahwa benua ibarat rakit yang membeku dalam es dari suatu arus yang mengalir ( kerak bumi dan litosfer yang mengapung di atas astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan).
Aliran arus konveksi yang keluar dari
punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan bagian lainnya akan masuk
kembali ke dalam dan bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat
masuknya materi tersebut merupakan patahan yang ditandai dengan adanya palung
laut dan pulau vulkanis.
Lempeng Tektonik adalah bagian
terluar dari bumi yang bersifat masif, berbentuk iregular, dan padat, serta
terdiri dari litosfer benua dan samudra. Litosfer adalah bagian bumi yang
terdiri dari kerak dan mantel atas bagian atas (Gambar 4) Ukuran dari lempeng
tektonik dapat beraneka ragam dengan ketebalan yang berkisar antara 15km pada
litosfer samudra muda sampai sekitar 200km pada litosfer benua tua. Istilah
Lempeng Tektonik tampaknya belum popular pada pada saat teori apungan benua
diperkenalkan, pada saat itu istilah yang umum digunakan adalah kerak, baik
oleh ahli-ahli aliran “fixist” ataupun pendukung teori apungan dunia.
Teori tektonik lempeng merupakan pengembangan dari teori
pengapungan benua Wegener. Teori ini menggambarkan lempeng-lempeng yang berupa
litosfer samudra dan benua yang berada di atas astenosfer, yang merupakan
lapisan lunak dan pejal,serta selalu bergerak. Mantel bagian atas yang memiliki
temperatur tinggi dan dapat mengalir (plastis). Lempeng-lempeng tersebut
bergerak di atas astenosfer melaluri “shearing motion” (Gambar
5).Panas membuat batuan meleleh menjadi batuan cair bersuhu tinggi disebut magma.
Magma pada lapisan mantel dapat menyebar, menaikkan, mendorong lempeng hingga terpecah- pecah, jika suhu turun, magma akan membeku hingga dapat menyatukan lempeng- lempeng kembali . Gerakan terus menerus dari magma pada lapisan mantel disebut arus konveksi. Panas yang menggerakkan itu berasal dari inti bumi. Teori ini berkaitan dg struktur lapisan bumi, terutama lapisan lempeng.'
Video Singkat Penjelasan Teori Pembentukan Benua
Comments
Post a Comment